Perasaan cinta haruslah berlandaskan karena Allah. Karena rasa cinta yang dikaitkan hubungannya dengan Allah akan menjadi kesadaran bahwa yang paling berhak pertama-tama atas cinta ialah Allah.
Perbuatan mencintai itu ibarat sebuah pohon (tanaman). Mencintai Tuhan itu adalah akarnya, kemudian mencintai makhluk itu adalah batang pohon, tangkai, daun, bunga serta buahnya. Jika akar ditebas maka yang setelahnya tidaklah akan bisa menjadi hidup.
Begitupun ketika mencintai sesuatu haruslah dilanjutkan dengan siapa yang menciptakan sesuatu itu. Tidak hanya terbatas pada rasa senang saja tapi Allah lah pemilik dan sebab muasal segala sesuatu. Dan Allah lah yang menciptakan (mengakibatkan) adanya sesuatu itu. Allah berfirman:
"Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik, seperti pohon yang baik, akarnya kokoh, dan cabangnya menjulang ke langit".
Ihwal cinta dan mencintai ibarat sebatang pohon yang kuat, akarnya menghujam ke bumi dan cabang-cabangnya menghujam ke langit, buahnya tampak di hati, lidah dan beberapa organ tubuh lainnya. Cinta itu akan memberikan pengaruh pada wujud lahiriahnya.
Cinta yang karena Allah ada tanda tandanya. Seorang yang mencintai akan melakukan pengorbanan untuk orang yang dicintai agar mendapatkan cintanya. Seorang yg berkorban tidak merasa dirugikan perihal yg telah ia lakukan, baginya itu juga sebagai kebahagiaan. Begitu juga ketika tak mendapat cinta makhluk kita tak perlu risau. Jika akar makin kokoh menghujam mana mungkin yang lainnya tidak akan menyertainya?
Cinta karena Allah hanya bisa dicapai dengan ketaatan menjalankan kewajiban dan sunnah-sunnahnya juga seberapa ia bisa menghindar dari laranganNya.
Jika harapanmu tak sesuai pada kenyataannyaan, tak perlu dipersalahkan. Hanya jangan lupa segala sesuatu yang kita hadapi dalam kehidupan ini hakikatnya hanya tunggal, ia adalah ujian dari Kekasih sang Esa. Menghadapinya dengan sabar dan menciptakan kenyataan kenyataan baru karena cinta itu sendiri engkau tetap semangat menjalani hidup. @finafaulina_