by fina faulina
Tubuhku terbentur keras oleh gelap malam
yang tiba-tiba lampu jalanan menjadi remang
Menghentikan laju perjalananku
Aku mencoba memapukan diriku agar tetap tegap
Walau aku tidak tahu apakah aku masih memiliki tubuh itu
Untungnya, Suaraku masih di kerongkongan
Aku teriak bahwa aku ada
suara memelan beriring jatuh tubuhku diaspal
Setiap zeptodetik kuperdebatkan dengan Tuhan
sepermilyar detik aku membuat penerimaan diriku
Hanya ruh yang kau titip di jasad ini
Lalu aku akan menemuimu dengan ketidakpastian
Apakah aku di tempat sebaik baiknya kembali
Atau
Apakah aku di tempat seburuk buruknya tempat kembali?
Oh resah hatiku saat itu
ku ingat bapa dan ibu lalu adik adik ku
berdebatan itu dalam satuan terkecil waktu yang tak bisa siapapun mengukurnya
ketika malaikat maut mendapat perintahnya
ku tutup mataku
Aku akan baik baik saja
Seketuk ingatan terbuka mataku
Oh,.. betapa Allah baiknya
Kulihat berpasang mata asing menantiku baik baik saja